Wednesday, June 20, 2018

Kemolekan Landak - Warih Wisatsana

Kemolekan Landak
kepada Muriel Barbery


Sungguh tak ada nama kita di sini

Percuma merunut kata
                  hingga akhir cerita

Bukankah kita lalat tak ingin putus asa
berkali membenturkan diri ke kaca
berulang terbangun dini hari
                 mencari padanan arti
                 menimang bunyi

Menemukan goa tersembunyi dalam kata
dengan remang cahaya di ujungnya
Jalan berliku ke masa lalu
                di mana kau dan aku meragu
                bertanya selalu
Pada diri siapakah cermin ini terpahami?

Tapi semalaman tak kunjung kita temukan kiasan
bagi ular yang semusim melingkar di belukar

Atau buah apel dalam ingatan
yang membusuk perlahan
di mana seekor ulat merelakan rumah raganya
sebelum terbang jadi lebah kasmaran
bercumbu sekali lalu mati sendiri

Semalaman tak juga kita temukan
pengandaian sempurna bagi sang juru jaga
Landak molek
               yang menyimpan duri dalam diri
menahun di batin tak tersembuhkan

Berulang kita menimbang
                  meluluhkan arti dan bunyi
agar kisah ini direnungi berkali
mengalir dari kamar ke kamar
bagai tulisan pesan orang mati

Mengalir seturut kelana kucing tua
yang tidur di sembarang taman
mengikuti dari kejauhan
dua perempuan paruh baya
terdiam
              menyeberangi malam

Sungguhkah setiap hari menunggu
seseorang mengetuk pintu
sambil menghapal derik jengkrik
dalam haiku
              yang tak kunjung
              sehening petang
Seraya minum teh
meresapi kehampaan

Tapi tak ada yang menyadari
di lantai tertinggi gedung menjulang ini
seorang bocah melankolia
                jemu pada ibu
Membayangkan bunuh diri setahun lagi

Tak kuasa ia melupakan bunga violet muda
hiasan aneka pakaian dalam
selembut jaring laba-laba
                yang mengelabui mata
Sederas ingatan cemas
seharian menghanyutkan ibu ke dalam cermin

Ya, tak ada nama kita di sini

Percuma merunut kata
                 hingga akhir cerita

Semua ini bermula dari lelaki tua
berharap terlihat selalu bijaksana
dengan segala mungkin
                ingin putri terkasihnya
menjelma si jelita panggung semalaman

Kiasan sempurna bagi landak molek
yang menyembunyikan duri dalam dirinya



2018

No comments:

Post a Comment

Kepada Anakku

Anakku.. Seperti kata seorang pujangga Kau bukan milikku Kau adalah anak jamanmu Seperti aku adalah anak jamanku Tapi anakku.. ...